header mandadee

Pecinta Kopi, Wajib Kunjungi Bali Pulina!

5 comments
Konten [Tampil]
wisata bali


Malam ini saat meneguk secangkir kopi, saya diingatkan kembali sensasi menikmati kopi di Bali Pulina. Ah, pandemik seperti ini membuat saya terus terbang ke masa-masa di mana bisa bebas menikmati keindahan alam ke sana ke mari. Bahkan hanya untuk menikmati secangkir kopi, saya bisa mencari tempat yang penuh dengan keindahan alam, tanpa rasa takut akan keramaian.

Rindu rasanya travelling, rindu rasanya menghirup udara bebas di luar sana. Walaupun saat ini banyak yang menikmati trip virtual, tapi beda ya rasanya.

Baiklah, karena saat ini hanya bisa menikmati secara virtual, saya akan berselancar mengenang pengalaman menikmati kopi di tengah pemandangan eksotis nan hijau melalui album foto. Pecinta kopi, don’t missed it!

Berselancar ke Bali Pulina Plantation versi Tahun 2016

bali pulina

Lelah yang Terbayar

Pertama kali menemukan Bali Pulina di tahun 2016. Saat itu, saya masih tinggal di Bali. Kerjaannya tiap hari minggu wajib menemukan tempat baru untuk dikunjungi. Sebagai balas dendam Senin sampai dengan Sabtu berkutat di proyek. Sekaligus tidak ingin menyia-nyiakan Bali.

Sebelum weekend tiba, saya berselancar ke instagram untuk mencari referensi tempat yang asik untuk dikunjungi. Bali Pulina menjadi tempat yang klik di hati untuk di pilih saat itu.

Tapi saat cek lokasinya di maps, hmmm kok jauh ya. Sekitar 2 jam dari kost di Kuta menggunakan sepeda motor. Lokasi Bali Pulina berada di Ubud, tepatnya di Jl. Raya Pujung Kaja, Sebatu, Kec. Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Sebenarnya, untuk ukuran tempat wisata di Bali, jarak tempuh 2 jam adalah hal yang biasa. Oke, mari kita coba.

Minggu pun tiba. Sudah tak sabar saya menikmati perjalanan menuju Bali Pulina. Me-refresh pikiran dengan keseruan perjalanan dan hijaunya pemandangan di sana. Sekitar jam 10 pagi kami sudah bersiap. Kami? Ya, perjalanan ini tidak saya lakukan sendiri. Bersama teman saya yang saat ini menjadi teman hidup. Hehehe

Sengaja kami pergi agak pagi, di samping perjalanan yang membutuhkan waktu 2 jam, kami yakin pasti akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk bersantai di Bali Pulina.

Teriknya matahari Bali saat itu menemani perjalanan kami. Saya sebagai navigator, memantau perjalanan melalui maps. Maps memang selalu menjadi andalan saya selama di Bali. Mau ke mana pun pasti buka maps. Hihi

Di tengah perjalanan, kami istirahat sejenak membeli minuman. Tak kuat dengan terik matahari saat itu. Sekaligus meluruskan kaki. Tak lama kami melanjutkan perjalanan. Karena berada di Ubud, perjalanan kami semakin lama semakin naik. Udara pun sudah terasa semakin sejuk.

Dalam perjalanan kami melihat kanan kiri nya terdapat toko-toko yang menjual kerajinan. Cermin, keramik dan lain-lain. Unik-unik dan bagus sekali. Ada juga lukisan. Sayangnya, kami tidak sempat mampir untuk melihat-lihat.

Sekitar jam 12 kurang kami sampai di pelataran parkir Bali Pulina. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Udara segar mulai terasa semilir. Melihat gapura Bali Pulina membuat saya semakin berbinar tak sabar untuk masuk.

Sebelum masuk, kami membeli tiket masuk terlebih dahulu seharga IDR 100.000,-/orang untuk nantinya ditukarkan dengan 8 varian rasa kopi, secangkir kopi luwak, dan snack. Oh iya, untuk tiket bisa dibeli juga melalui website Bali Pulina. Ada beberapa package yang bisa di pilih sesuai dengan kebutuhan.

Setelah membeli tiket, kami melihat gapura bertuliskan Bali Pulina dengan tangga-tangga berundak. Kami masuk dengan perasaan senang, rasa lelah selama perjalanan hilang. Melewati gapura, kami disambut pepohonan kopi dan coklat di kanan-kirinya.

Sedikit cerita, Bali Pulina ini merupakan agrowisata kopi dan coklat yang dibuka sejak tahun 2011. Tujuan dibangunnya agrowisata Bali Pulina adalah untuk meningkatkan perekonomian petani lokal di Bali. Oleh karenanya perkebunan kopi ini dikemas sebagai edukasi tentang kopi, dipadu dengan tempat yang unik nan sejuk untuk menimmati secangkir kopi.

Tak heran, baik wisatawan domestik maupun mancanegara banyak yang mengunjungi tempat ini.

Mencium Aroma Kopi Luwak yang Baru Matang

kopi luwak


Pecinta kopi pasti tak asing lagi bukan dengan kopi lokal satu ini? Tentu saja, bagi pecinta kopi, kopi luwak merupakan kopi yang memiliki cita rasa yang berbeda dengan kopi biasa. Nah, kopi luwak Bali Pulina ini termasuk kopi termahal di dunia loh.

Uniknya, selain rasa yang berbeda, biji kopi luwak ini berasal dari sisa kotoran satwa luwak atau disebut juga musang kelapa. Sebelum diolah menjadi minuman tersaji, biji kopi pilihan yang telah matang diberikan kepada luwak sebagai sumber makanan utamanya. Setelah melalui proses pencernaan, biji kopi akan dikeluarkan sebagai kotoran yang kemudian diolah menjadi kopi.

Nah, proses pembuatan kopi luwak ini, bisa kita nikmati di Bali Pulina. Sebelum sampai ke area café, saya melihat beberapa kandang satwa luwak di sana. Didalamnya terdapat satwa luwak dan biji kopi yang disiapkan oleh petani perkebunan untuk diproses oleh Luwak.

Di tengah area proses kopi, tampak hamparan kopi mentah yang di jemur. Di sisi kiri, terdapat sebuah gubug yang berfungsi sebagai tempat menyangrai kopi di atas wajan dengan bahan bakar kayu. Terlihat tradisional sekali. Tak ketinggalan, saya pun mencicipi cara menumbuk kopi. Tak lupa juga untuk mengabadikannya hihi.

Tepat di sebelahnya, juga terdapat gubug yang di dalamnya berisikan peralatan untuk menumbuk biji kopi, serta alat penyaring hasil tumbukan biji kopi. Di area inilah, kita bisa mengetahui dan mencoba sendiri proses pembuatan kopi luwak dari awal hingga akhir.
kopi luwak

 Hmmm… aroma kopinya benar-benar khas.

Mencicipi 8 Jenis Minuman dan Secangkir Kopi Luwak Khas Bali Pulina

kopi bali pulina


Setelah puas dengan proses pembuatan kopi, kami masuk semakin dalam ke area café. Di sana sudah ada petugas yang menunggu, yang akan mengambil tiket kita untuk ditukarkan dengan minuman dan snack.

Sambil menyerahkan tiket, saya melihat-lihat tempat duduk yang akan saya gunakan untuk menikmati secangkir kopi dengan view yang pas. Beruntung sekali saya mendapatkan tempat duduk yang pas untuk melihat hamparan pemandangan hijau di depan sana.

Ketika duduk, saya bisa melihat hamparan pepohonan yang di dekatnya terdapat sawah berundak. Juga dipenuhi alang-alang yang di bawahnya terdapat sungai yang mengalir. Hemm… segar sekali rasanya.

Tak berapa lama, petugas membawakan potongan kayu panjang berlubang yang di atasnya terdapat 8 cangkir kopi kecil berisikan 8 varian minuman yang berbeda. 8 jenis minuman khas Bali Pulina ini diantaranya, Lemon Tea, Ginger Tea, Ginger Coffee, Ginseng Coffe, Chocolate Coffe, Pure Cocoa, Vanilla Coffe, dan Bali Coffee. Tak lupa, kami juga disajikan cemilan pisang goreng yang di atasnya di lumuri madu serta keripik. Oh iya, selain 8 jenis minuman tadi, kami juga diberi secangkir kopi luwak yang ukurannya lebih besar dibanding cangkir minuman tadi.

Sebagai pecinta kopi, saya pun langsung mencicipi kopi luwak dan beberapa jenis minuman lainnya sambil menikmati pemandangan eksotis di depan sana.

kopi luwak

 

Spot Foto Instagram-able ala Bali Pulina

spot foto


Setelah berbincang-bincang sembari menikmati kopi, kami memutuskan ke areal bawah untuk berfoto. Tak mungkin bukan, kami melewati kesempatan ini hehehe. Jujur saja, saat itu memang saya aktif sekali mengabadikan foto-foto dengan berbagai tempat yang instagram-able untuk saya upload di instagram. Bukan untuk pamer, salah satunya adalah untuk mengenalkan keindahan Bali.

Spot foto ini terletak di area bawah. Jalanannya menurun. Terdapat anak tangga yang terbuat dari kayu. Spot foto ala Bali Pulina diberi nama Kembang Kopi Stage. 

Sebelum berfoto di Kembang Kopi Stage, kami berhenti dahulu di gubug tradisional untuk berfoto. Sebenarnya itu bukan spot foto, melainkan salah satu area tempat duduk. Mumpung kosong, saya tak mau buang kesempatan berfoto di sana. Gubug tersebut berisi kursi dan meja jadoel yang terbuat dari kayu. Temboknya terbuat dari tanah. Persis, rumah-rumah tradisional. 

Puas berfoto, saya melanjutkan perjalanan menuruni tangga menuju Kembang Kopi Stage. Terdapat 3 sisi area foto berbentuk seperti daun yang terbuat dari kayu. Di sana juga terdapat kursi kayu sebagai properti foto. Akan tetapi kini, ketika saya melihat instagram Bali Pulina, sisi kanan kiri sudah diisi dengan kursi-kursi untuk pengunjung menikmati kopi.

spot foto


Hampir jam 5 sore, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Sebenarnya masih betah berlama-lama di sana. Akan tetapi, perjalanan kami menuju kost masih panjang. hihi

Bagaimana? Sudah mendapatkan gambaran keindaahan Bali Pulina? Jangan lewatkan untuk mampir ke sana ketika di Bali. Pun sudah kurang lebih 4 kali saya mengunjungi Bali Pulina. Setiap kali ada teman berkunjungi ke Bali, Bali Pulina menjadi tempat yang wajib saya kenalkan kepada teman saya yang sedang berkunjung ke Bali. Tempatnya nyaman, asik untuk menikmati kopi dengan keindahan alam disekitarnya. Sangat cocok untuk me-refresh pikiran. 


Manda Dea
I live my life a quarter mile at a time

Related Posts

5 comments

  1. Bali tuh emg kaya tempat kece ya mba, tempat ngopi aja punya keistimewaan tersendiri...
    Dah lama bgt ga ke Bali jih, moga pandemi sgera berakhir ya

    ReplyDelete
  2. Kalau sudah sampai Bali, suka bingung mana tempat wisata yang akan dikunjungi. Anak-anak suka pantai dan museum. Tapi Bali Pula ini perkecualian deh...

    ReplyDelete
  3. Kangen Bali :'( seru ya mbak pernah stay di Bali ternyata. Aku belum pernah ke situ. Tp aku suka bau kopi. Kopi segitu banyak baunya macem2 ya?

    ReplyDelete
  4. wah jadi rindu ke bali. tempatnya nyaman dan semua dari kayu. paling suka dengan bahan dari kayu. cuma kadanag kayu yg sudah lama suka jadi kusam

    ReplyDelete
  5. Tadinya aku pikir 100rb dapatnya kopi luwak, Snack, dan pilih salah satu dari 8 varian minuman, ternyata dapet 8-8 nya yaaa mba. Uwaaahhhh, pengeeeen banget sih iniiii :D.

    Aku paling suka icip2 kopi. Walopun ga ngerti banget ttg kopi, tapi tetep aja kopi itu udah kayak minuman wajib tiap pagi. Ini kalo aku ke Bali lagi, pasti aku datangin sih mba :). Padahal sebelum pandemi, aku tiap tahun selalu ke Bali Krn acara kantor biasanya. Tapi mungkin Krn ga pernah lama, jadi jarang eksplor sih. Semoga abis pandemi bisa balik kesana lagi

    ReplyDelete

Post a Comment