header mandadee

Tahap Menulis Tulisan Fiksi Sesuai Karakter

Post a Comment
Konten [Tampil]
Dari jamannya SMP, suka banget deh nulis tulisan fiksi. Bentuknya cerpen (cerita pendek) dan puisi. Kalau engga salah, kumpulan puisi ada 2 buku. Kalau cerpen, langsung nulisnya di computer. Lumayan ada beberapa judul. Sayangnya, sekarang sudah terasa kaku menulis puisi dan cerpen, atau cerita fiksi lainnya.
Kebetulan sekali, materi pertama di pekan kedua Oprec Komunitas One Day One Post adalah jenis tulisan fiksi. Seperti flashback lagi rasanya. Masuk ke dunia di mana bisa menyelam diri ketika menulis puisi dan cerpen. Hihi
Materi ini disampaikan oleh Andrew HU, yang ternyata masih berumur 17 tahun loh moms. Di usia muda, sudah banyak karya yang ia buat, diantaranya Forgotten Miracle, Jurig, Insecurity, She’s My Antagonist, dll. Hebat ya, jadi ingat-ingat lagi, di usia 17 tahun apa karya yang sudah saya buat ya? Hehe
Belum lagi materi yang disampaikan oleh Andrew Hu ini, menarik sekali. Bagaimana cara memilih jenis tulisan fiksi sesuai karakter? Simak yuk, penjelasan dari Andrew Hu.

Apa itu Tulisan Fiksi?

Sebelum kita mempelajari cara memilih jenis tulisan sesuai karakter, ada baiknya kita kenali dulu apa itu fiksi. Menurut KBBI, kata 'fiksi' diartikan cerita rekaan, khayalan, dan tidak berdasarkan kenyataan. Fiksi adalah cerita khayalan pengarang/penulis yang bisa berdasarkan pada fakta. Bersifat imajinatif, tapi tetap rasional (masuk akal) meski ada unsur dramatisasi dalam hubungan antar mahkluk hidup.
Berbeda dengan non-fiksi yang lebih memberi kita ilmu pengetahuan. Fiksi ini bertujuan untuk memberi hiburan, sehingga perasaan pembaca menjadi prioritas utama bagi para pengarang.

Jenis-jenis Tulisan Fiksi

1. Dongeng
Dongeng masih dibagi ke dalam beberapa jenis yaitu :
• Sage: cerita fiksi yang berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa dan sejarah.
• Mite: cerita yang mengandung kepercayaan dalam suatu kelompok masyarakat.
• Dongeng Lucu: cerita jenaka tentang perjalanan tokoh yang menimbulkan humor.
• Fabel: cerita di mana para hewan bisa bertingkah laku selayaknya manusia.
• Legenda: cerita bersifat khayal akan fenomena alam di suatu daerah.

2. Novel
Sudah ada berapa novel yang moms punya di rumah? Pasti sudah familiar dong ya seperti apa novel itu. ovel bercerita tentang kisah perjalanan manusia dalam kurun waktu yang tak menentu dari awal hingga khir meski terkadang ada novel yang ending-nya menggantung. Biasanya memiliki total jumlah kata lebih dari 30.000 kata.

3. Cerita Pendek
Berbeda dengan novel yang memiliki alur panjang, cerita pendek merupakan kisah yang laju alur dan plotnya dibuat lebih cepat dari novel.

Cara Memilih Jenis Tulisan Fiksi Sesuai Karakter

Setelah mengetahui apa itu fiksi dan jenisnya, lalu bagaimana kita memilih jenis tulisan yang sesuai? Bagaimana gaya bahasa yang digunakan, genrenya apa, diksinya seindah apa, kata-katanya sederhana atau puitis.
Nah, katanya Kak Andrew nih, selera orang itu beragam. Apa yang kita sukai, belum tentu orang lain juga menyukainya. Setiap naskah itu ada jodohnya. Begitulah yang dikatakan oleh penulis favorit Kak Andrew. Jadi, bagaimanapun naskahnya, pasti ada saja yang menyukainya.

Menentukan Target Pembaca & Genre/Tema

Siapa sih target pembaca dari tulisan yang kita buat? Orang dewasa? Para remaja? Anak-anak? Nah, menentukan target pembaca sangat penting, guna menyesuaikan bagaimana tulisa yang akan kita buat.
Setelah menentukan target pembaca, selanjutnya kita tentukan genre dan tema tulisan yang akan dibuat. Misalnya, genre Komedi - Horor. Komedi genre utama, Horor subgenre, dengan tema persaudaraan.
Saya sempat bertanya pada Kak Andrew apakah cerita yang kita ambil harus menyesuaikan pembaca? Menurut Kak Andrew kita harus bisa menyeimbangkan, namun tidak boleh kehilangan jati diri.

Menentukan Daftar Tokoh

Bagaimana cara menentukan tokoh? Tokoh kita sesuaikan dengan Genre. Tipsnya Kak Andre nih, menentukan tips dengan menggunakan NEED dan WANT.
Need atau kebutuhan bersifat Internal dan Want atau keinginan bersifat eksternal. Hemmm maksudnya gimana? Coba kita lihat pada contoh kasus yang diberikan Kak Andrew.
Contoh Kasus : Misal genre utama yang dibuat adalah komedi dengan persaudaraan. Tokoh dalam cerita yang satu manusia dan yang satunya lagi hantu. Si tokoh manusia mudah ketakutan. Nah, bagaiimana jadinya kalau si penakut harus bertemu hantu setiap hari? Si tokoh manusia yang mempunyai saudara hantu, lama-lama risih dengan saudaranya.
Want (Eksternal) : Dia ingin bebas secepat mungkin meski harus menyakiti saudaranya.
Need (Internal) : Dia akhirnya sadar diberi kekuatan untuk bisa "melihat" adalah agar bisa melindungi saudaranya yang hantu.

Premis, Sinopsis, dan Outline

• Premis terdiri dari satu kalimat atau lebih yang menceritakan keseluruhan cerita.
Contoh premis:
Gala ingin membantu Wira mencari asal-usulnya, tapi Gala takut karena Wira adalah hantu. Namun, setelah mendengar masa lalu Wira yang menyedihkan, Gala menjadi tersentuh dan mau membantunya.

• Sinopsis adalah ringkasan keseluruhan sebuah cerita tanpa menghilangkan poin penting dan ketertarikannya. Jadi, gambarannya hanya berpusat pada konflik utama cerita.
Contoh sinopsis:
Gala, calon siswa di SMANSATAS yang merupakan orang asal Panjalu, Ciamis, memutuskan untuk tinggal di kos tantenya selama liburan di Cintarasa karena lebih dekat dengan sekolah. Dia bertemu dengan seorang bocah bernama Wira. Setelah kenal beberapa hari, Gala baru mengetahui bahwa Wira adalah seorang hantu.
Rasa takut membuatnya menjauhi Wira. Gala tidak pernah merasa dia adalah seorang indigo, jadi dia heran mengapa bisa melihat Wira. Begitu pula Wira yang hanya bisa dilihat oleh Gala sendiri.
Wira yang hanya bisa berinteraksi dengan Gala, mencari Gala setiap hari. Wira setiap hari mengganggunya dengan mengajaknya bermain. Wira merasa kedatangan Gala merupakan berkah baginya, sedangkan Gala merasa sebaliknya.

• Outline merupakan bagian paling detail di mana kita menuliskan seluruh alur dan plot di tiap bab yang menjadikannya satu cerita utuh. Membuat setting, konflik, sudut pandang, alur, plot, dll, langsung dimasukkan semuanya di tahap ini.

Eksekusi

Setelah genre, premis, sinopsis, outline, selesai dibuat dan akhirnya kita bisa eksekusi. Perlu kita ketahui, kerapian harus dijadikan unsur paling utama. Selain menjadi lebih sedap dipandang, kita akan jadi lebih terbiasa agar naskah kita lebih tertata.
Bisa dinilai melalui PUEBI, EYD, kalimat baku dan tidak baku, kalimat tidak efektif, kalimat tumpang-tindih, pemakaian tanda baca, ellipsis, dll.

Itulah tahap menulis tulisan fiksi sesuai karakter. Sudah ada gambaran belum moms? Kira-kira jenis fiksi apa yang sesuai dengan karater kita?


Manda Dea
I live my life a quarter mile at a time

Related Posts

Post a Comment