header mandadee

Yuk, Kenali 7 Ciri Perlakuan Toxic Parents!

1 comment
Konten [Tampil]
toxic parents

Ciri perlakuan toxic parents sangat penting diketahui oleh setiap orangtua. Pola asuh toxic parents memiliki dampak negative bagi mental anak. Akibatnya, pola asuh toxic parents sangat memungkinkan akan menjadi lingkaran setan dalam keluarga jika kita tidak mencoba untuk menghentikannya.
Bulan Juli lalu, saya mengikuti Kuliah Whatsapp Sekolah Orangtua selama 5 hari dengan 10 tema di dalamnya. Salah satu tema yang disampaikan adalah mengenai toxic parenting yang disampaikan oleh Bunda Septi Wulandari. Beliau adalah mentor sekolahorangtua.online, COO kelasorangtua.com, serta pemerhati pendidikan anak.
Padahal sebelumnya, saya masih maju mundur mengikuti kelas ini. Tapi setelah mendapat materinya, masyaa Allah, membuat saya menangis karena menyadari diri sendiri masih banyak kekurangan dalam mengemban amanah sebagai orangtua.
Sekolah orangtua merupakan wadah untuk belajar parenting secara digital. Ada banyak narasumber mulai dari ustadz hingga psikolog yang mnenjadi mentor di Sekolah Orangtua. Menurut saya, dengan biaya pendaftaran yang cukup terjangkau, materi yang kita dapatkan cukup banyak. Selain kuliah whatsapp, kita pun dapat mengakses lebih dari 30 ebook parenting serta keanggotaan seumur hidup.
Semua tema yang disampaikan cukup berdampak bagi saya. Salah satunya adalah Toxic Parenting. Saya ingin berbagi materi yang disampaikan mengenai toxic parenting dengan tujuan agar para orangtua lebih berhati-hati lagi dalam mendidik anak. Jangan sampai toxic parenting telah kita praktekan tanpa kita sadari.
 

Arti dan Penyebab Toxic Parenting

Toxic parenting adalah pola asuh yang bisa meracuni keadaan psikologis anak. Istilah toxic parents tidak hanya berlaku bagi orangtua yang memiliki perilaku buruk, akan tetapi berlaku juga bagi orangtua yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa menjadi racun dalam pribadi anak.
Menurut bunda Septi, serigkali pola asuh toxic parent dipicu oleh gangguan mental atau kecanduan yang serius. Selain itu, ada beberapa pemicu lain juga yang perlu diwaspadai. Misalnya, jika masa kecil orangtua memiliki traumatis, membawa luka akibat pengasuhan yang tidak benar. Ketika luka lama itu belum sembuh, orangtua dapat melukai anak dengan cara yang sama seperti yang dulu pernah dialaminya.

7 Ciri Perlakuan Toxic Parents

toxic parents


1. Ekpektasi Berlebihan

Ada kalanya mimpi dan cita-cita anak dibuyarkan dengan ekspektasi-ekspektasi orangtua sendiri yang berlebihan. Dengan ekspektasi yang tinggi, orangtua beripikir bahwa hal tersebut adalah untuk kebahagian anak. 
Orangtua akan bahagia jika anak menuruti apa yang telah orangtua rencanakan untuknya. Orangtua tidak berpikir apakah “ini” memang menjadi mimpi anak. 
Ekspektasi berlebihan tapa memikirkan posisi anak akan membuat anak-anak terbebani.

2. Membicarakan Keburukan Anak

Sejatinya, anak-anak juga memiliki harga diri. Ucapan sepele seperti, “Duh, anakku ini mudah sekali memukul kakaknya!” adalah termasuk membicarakan keburukan anak.
Membicarakan keburukan anak apalagi didengar langsung oleh si anak bisa melukai hatinya. Jika hal ini terus dilakukan, anak-anak bisa kehilangan kepercayaan diri, menumbuhkan sikap rendah diri, dan mempermalukan anak.
Sebagai orangtua sebaiknya kita bisa menjaga privasi anak.

3. Perbuatan Egois

Orangtua biasanya selalu mengukur segala sesuatu sesuai dengan perasaannya. Perasaan orangtua adalah salah satu tolak ukurnya. 
Kalimat sepele seperti, “Apa kalian tidak kasihan dengan Bunda?” atau “Apa kalian ingin Bunda cepat mati?”, bisa membuat anak merasa terbebani. Anak harus harus bertanggung-jawab atas perasaan orangtuanya.
Bila maksudnya adalah agar anak memahami perasaam oranglain atau agar anak bisa berempati, menurut bunda Septi sebaiknya orangtua menggunakan cara lain yang lebih efektif, dan dengan pendekatan yang tepat pula.

4. Menjadi Monster

Orang tua yang suka memukul dan membentak anak adalah monster bagi anak-anak. Mungkin tujuannya adalah agar anak bisa disipilin dan tidak manja. 
Akan tetapi, tindakan tersebut justru membuat anak menjadi monster seperti kita. Sebagai orangtua, kita harus menyadari bahwa tugas kita memberikan rasa aman untuk anak-anaknya. Kekerasan bukanlah tindakan yang tepat untuk mendidik anak-anak.

5. Menjadi Rentenir

Ini adalah istilah untuk orangtua yang selalu mengungkit tentang besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak. Hal itu dijadikan alat supaya anak-anak mengikuti kemauan orangtua.
Padahal, anak-anak juga mempunyai hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Jangan memaksa anak untuk mewujudkan mimpi orangtua yang belum tercapai.

6. Melontarkan Candaan Yang Mengecilkan Hati Anak

Lelucon ringan tentang warna kulit, bentuk tubuh, atau rambut yang gimbal, sekilas terlihat biasa saja. Orangtua sering sekali membuat hal tersebut sebagai bahan candaan di depan kerabat. Akan tetapi, pernahkah kita melihat ekspresi anak kita ketika kita melontarkan candaan-candaan tersebut?
Jika anak terlihat sedih atau marah, artinya candaan kita sudah keterlaluan. Orangtua telah melanggar privasinya sebagai sesama manusia. Bisa jadi, harga diri anak terluka. Untuk itu bersegeralah meminta maaf.

7. Selalu Menyalahkan Anak

Kita tidak bisa selalu mengharapkan kehidupan yang baik. Ada satu sisi di mana keluarga sedang dalam kondisi yang buruk, orangtua selalu menyalahkan anak.

Cara Memberikan Perlakuan yang Tepat Kepada Anak

Lalu bagaimanakah memberikan perlakuan yang tepat untuk anak kita, agar terhidnar dari perlakuan toxic parents yang dapat membunuh karakter anak? 

1. Orangtua Jangan Selalu Memarahi anak

Hargai usaha dan hal yang dilakukan oleh anak kita. Berikan apresiasi terhadap anak. Berikan pemahan dan alasan logis dengan diksi dan waktu yang tepat terhadap benar atau salah yang dilakukan oleh anak kita.

2. Latih Anak Membuat Keputusan

Buat anak kita mempunya kontrol setiap keputusan yang dibuat, sehingga membuatnya menjadi tidak manja dan menjadi lebih mandiri. Jika tidak, anak selalu tidak bisa hidup berjauhan dengan orangtua, ia pun tidak pernah tahu hal-hal yang terbaik untuk dirinya sendiri.

3. Buat Anak Nyaman untuk Bercerita dengan Kita

Berikan rasa nyaman pada anak agar anak bisa terbuka dengan kita, sehingga anak tidak takut membagi keluh kesah atau keriangannya pada kita.

4. Jangan Membagi Masalah Pribadi dengan Anak

Jangan menjadikan anak sebagai orang pertama yang dilibatkan untuk menyelesaikan permasalahan kita. Apalagi jika anak masih dalam masa tumbuh kembang, hal ini akan memengaruhi kesehatan mental bahkan bisa menyebabkan trauma

5. Berikan Kepercayaan Diri Pada Anak

Beri kepercayaan bahwa anak kita hebat dan mampu berprestasi dalam kompetisi. Jangan bandingkan dengan anak yang lebih pintar sehingga orangtua lalai untuk mencari keunikan pada anak.

Dari 7 Ciri Perlakuan Toxic di atas, apakah tanpa sadar ternyata kita termasuk salah satu toxic parents? Materi ini membuat saya menangis, karena ternyata tanpa disadari saya termasuk di dalamnya. Semoga materi ini, bisa membuat moms berkaca kembali apakah tanpa disengaja kita memberikan perlakuan yang dapat membunuh karakter anak kita? Jika jawabannya ya, mari bersama-sama bertekad untuk memperbaiki ya, moms

sertifikatmateri kulwap





Manda Dea
I live my life a quarter mile at a time

Related Posts

1 comment

  1. Hiks aku juga menangisss.. Ga sadar mbak aku juga sering berlaku jadi monster untuk anakku. Huu untung ada waktu untuk berbenah, terima kasih sudah berbagi ulasan mbak. Love!

    ReplyDelete

Post a Comment